Jumat, 27 April 2012

Jack Taylor "Enterprise Rent-A-Car"

 
>



Bisnis otomotif merupakan salah satu sektor menjanjikan di seluruh dunia. Seiring pertumbuhan ekonomi, bisnis otomotif diyakini akan terus meningkat.
Jack C. Taylor berhasil memupuk kekayaan dari bisnis rental mobil. Duda cerai dengan dua anak ini mengembangkan bisnis ke peminjaman mobil dan komunitas kendaraan eksentrik seperti van. Kini, dia tercatat memiliki kekayaan US$ 10,4 miliar, duduk di jajaran orang paling kaya dunia versi Forbes.

Putus sekolah tidak menutup jalan Jack Crawford Taylor menjadi seorang miliarder. Per Maret 2012, pria berusia 89 tahun dengan dua anak ini tercatat memiliki kekayaan sebesar US$ 10,4 miliar, berdasarkan Forbes.

Dia merupakan pendiri perusahaan penyewaan mobil Enterprise Rent-A-Car yang berkantor pusat di Clayton Missouri Amerika Serikat. Perusahaan ini tercatat memiliki armada terbesar di negara itu.

Memang, Taylor saat ini telah pensiun. Namun, sebagai direktur konsultan, dia tetap memainkan peran strategis. Manajemen perusahaan saat ini dipegang oleh anaknya, yaitu Andrew sebagai Presiden Direktur. Sedangkan anak perempuannya, Jo Ann Taylor Kindle bertanggung jawab pada yayasan keluarga, yakni Enterprise Foundation.

Berdasarkan website Enterprise, kini perusahaan menempatkan brand di 6.000 titik termasuk bandara di Amerika Serikat (AS), Kanada, Inggris, Irlandia, dan Jerman.

Saat ini, Enerprise tidak hanya memberikan pelayanan peminjaman mobil tapi juga pembiayaan mobil, mengelola komunitas van, serta menjadi perantara rental mobil pihak ketiga (car sharing).

Enterprises mengklaim memiliki pendapatan per tahun sebesar US$ 14,1 miliar dan memiliki lebih dari 70.000 karyawan. Lewat berbagai anak perusahaan yang tergabung dalam Enterprise Holdings, perusahaan memiliki 1,2 juta armada, mulai dari mobil hingga truk.

Sebelum menjadi orang terkaya ke-84 dunia, Taylor sempat kuliah bisnis di Ollin Business School Washington University pada tahun 1940. Gelar drop out melekat padanya karena mundur kuliah demi bergabung dengan cadangan Angkatan Laut Amerika Serikat alias United State Naval Reserve (UNSR) pada tahun 1942. Pada dunia barunya itu, Taylor ditugasi menjadi pilot pesawat tempur selama Perang Dunia II.

Ternyata menjadi tentara bukan hasrat terpendamnya. Setelah tiga tahun bertahan di tengah gempuran perang, Taylor memutuskan hengkang dari UNSR.

Dia lalu bekerja sebagai manajer penjualan pada sebuah perusahaan penyalur mobil Cadillac di St Louis, AS. Pengorbanan hidup dengan 50% gaji berhasil membantunya memulai usaha kecil-kecilan membangun Enterprise Rent-A-Car pada 1957. Nama ini diambil dari pesawat yang ia kendarai di angkatan laut.

Bermodal tujuh mobil, Taylor nekad mendirikan sebuah perusahaan penyewaan kendaraan berlabel eksekutif. Berbekal dua tahun ilmu bisnis yang sempat dipelajarinya dulu, Taylor menyusun sebuah peta jalur rencana perusahaan untuk periode setengah abad hingga 2007. Dia menaruh kepercayaan diri pada spekulasinya kali ini.

Awalnya, Taylor mendirikan bisnis ini untuk orang lokal yang butuh mobil sementara lantaran kendaraan mereka rusak karena kecelakaan, menjalani perbaikan, kemalingan atau perjalanan singkat.

Ulet menjalani pilihan ternyata berbuah hasil. Masyarakat menunjukkan animo yang tinggi pada usaha Taylor. Sekitar era 1990-an, Enterprise akhirnya berani menjajal lokasi pemasaran di bandara. Alhasil, Taylor bisa mengembangkan sayap bisnis hampir semua bandara kota besar. Melayani 419 bandara, segmen bandara saat ini menyumbang 30% dari total pendapatan perusahaan.

Rekam jejak karier Enterprise membuat Taylor menjadi penguasa bisnis penyewaan kendaraan di Amerika Utara. Hal itu, menurut Detroit News, menjadi salah satu penyerap terbesar penjualan mobil di Amerika Serikat dengan tingkat pembelian kendaraan sekitar 7% dari total penjualan mobil di Negeri Paman Sam tersebut.

source : kontan

Tidak ada komentar:
Write comments