DIDIER Drogba dikenal sebagai pribadi yang garang. Sosok striker Chelsea asal Pantai Gading ini bak batu karang yang tegar, dan sulit dirobohkan lawan-lawannya. Siapa nyana, penyerang tinggi besar ini ternyata pernah menangis histeris bak anak kecil saat Jose Mourinho mendadak hengkang ke Real Madrid. Rahasia itu terungkap dalam buku terbaru Mourinho berjudul "Mourinho: Secrets of his Success".
Saat kabar Mou bakal ke Madrid itu datang, John Terry sebagai kapten berusaha keras mengumpulkan para pemain. Ia di antaranya menelepon Didier Drogba, dan Frank Lampard pada tengah malam, untuk membujuk Roman Abramovich agar pelatih mereka tersebut bertahan.
"Kami bicara kepada para petinggi klub dan mengatakan kepada mereka bahwa kami tidak ingin Jose pergi. Kami sangat dekat dengan Jose. Ia pelatih hebat, yang sangat tahu apa yang dibutuhkan para pemain,'' kata Terry dikutip dari Goal. "Tetapi sayangnya, dia telah membuat kesepakatan dengan klub lain, dan kita tak dapat menahannya."
Saat-saat menyedihkan ketika Mou pamitan masih dikenang pula oleh Paulo Ferreira. Defender asal Portugal itu ikut menuliskan kenangannya. "Jose datang ke ruang ganti pemain dengan wajah sangat murung, mengumpulkan seluruh pemain, dan mengumumkan kepergiannya. Kami semua bersedih. Tapi Didier yang paling terpukul. Dia menangis seperti anak kecil," tuturnya.
Drogba sendiri tak malu-malu mengaku kepergian Mourinho benar-benar sarat emosi. Dia masih tidak percaya Mourinho pergi meninggalkan Chelsea. "Kami biasa bertemunya setiap hari. Kami tidak siap kehilangannya. Kepergiannya benar-benar mengejutkan," ujarnya.
Tidak ada komentar:
Write comments